Senin, 19 Maret 2012

Teks Drama "Marni Ingin Sekolah"


MARNI INGIN SEKOLAH
Para pemain :
v  Marni       :                                              
v  Ratih         :
v  Dinda        :
v  Rina          :
v  Doni          :
v  Arif           :
v  Teguh       :
v  Fahri         :
v  Nenek       :
v  Pembeli     :
v  Kepsek     :
v  Bu Wanty :
v  Pak Guru :
Dipelosok desa, letaknya jauh dari kota. Ada seorang anak perempuan, Marni namanya. Kedua orang tuanya telah lama tiada. Selain anaknya cerdas Marni suka menolong dengan penuh kasih sayang.
Marni tinggal dengan seorang nenek yang sering sakit-sakitan, ia membantu menjajakan kue-kue yang dibuat neneknya, memasuki pasar dan desa-desa di sekitarnya. Banyak orang yang membeli kuenya karena rasanya enak dan harganya murah.
Suatu pagi di pasar ………..
Marni        : “ kue…kue… Ayo Bu beli kuenya”.
Pembeli    : “ berapa harga kuenya ??”.
Marni        : “ satu kue Rp.500,- aja bu, enakloh bu kuenya”.
Pembeli    : “ beneran enak???!!”.
Marni        : “ iya bu.. kalau ga enak uang kembali”. (tersenyum)
Pembeli    : “ ya sudah saya beli 6 ya…”
Setelah kuenya habis terjual, Marni pun pulang ke rumah neneknya untuk mengambil kue kembali dan menjualnya keliling desa.
Marni ingin bersekolah seperti teman-temannya di rumah. Setiap selesai berdagang di pasar marni selalu menyempatkan diri untuk datang ke sekolah, melihat teman-temannya belajar. Marni selalu berfikir kapan ia bisa bersekolah seperti teman-temannya.
(Marni berdiri di depan kelas melihat teman-temannya belajar)
Di dalam kelas……
(Ibu guru menyuruh anak murid berdoa sebelum memulai pelajaran)
Ibu Guru      : “ Ayo anak-anak duduk yang rapi”. (anak2 pun bersiap duduk yang rapi)
                       “ Ista’iddu… Tasliman…”. (Anak2 pun mengucap salam dan membaca do’a)
                       “ apa pelajaran hari ini???”
Anak murid  : “ pelajaran matematika bu…”
Ibu Guru      : “ Baik, keluarkan buku matematika kalian. Hari ini kita akan belajar perkalian”
Hari berikutnya ketika pelajaran matematika….
Ibu Guru       : “ Kalian sudah mengerjakan pr yang ibu berikan kemarin??”
Anak Murid : “ sudah bu…”
Ibu Guru      : “ Ayo siapa yang mau mengerjakan di papan tulis??”(anak murid sedikit ramai)
Tak lama Rina maju mengerjakan soal nomor satu. Doni sedikit kelimpungan karena dia belum mengerjakan pr.
Doni    : “ Rif, kamu udah ngerjain pr belum, sini aku liat jawabanmu”.
Arif     : “ Aku juga belum selesai”
Doni    : “ Din, kamu udah ngerjain pr belum?”
Dinda  : “ Udah, memangnya kenapa?!, Kamu belum ngerjain pr ya??”
Doni    : “ (Merebut buku Dinda) Sini aku liat!”
Dinda  : “ Ih jangan.. (Sambil berusaha merebut bukunya kembali)
                 Nanti kubilangin Bu Guru nih..”
Ibu Guru  : “ Ada apa itu rebut-ribut?!”
Dinda       : “ Bu, Doni mau mengerjakan soal nomor 2 bu”
Ibu Guru  : “ Ya sudah, Doni maju kerjakan soal nomor 2.” (Doni maju sambil cemberut)
Dari luar kelas Marni ikut menghitung soal-soal yang dituliskan di papan tulis dengan lucunya...
Ibu Guru  : “ Ayo kerjakan soalnya” (Doni hanya diam sambil pura-pura berfikir & sesekali
          menengok kebelakang meminta jawaban)
Arif Melihat kelucuan saat Marni menghitung di luar kelas.
Arif     : “ Heh-heh teguh.., liat deh.. hahaha”
Teguh  : “ Hahaha… lagi ngapain dia??!”
Arif     : (mencolek Fahri) Ri, liat tuh di depan”. Mereka tersenyum melihat kejadian itu.
Sementara itu di depan kelas, doni tidak bisa menjawab soal. Tiba-tiba….
Marni   : “ jawabannya 63 bu…” (ucap Marni dengan suara kencang)
Arif, Teguh dan Fahri tertawa… Ibu Guru yang dari tadi memperhatikan anak-anak tidak konsentrasi ke pelajaran dan terus melihat keluar pintu, akhirnya bangun dan menuju pintu setelah mendengar suara Marni itu…
Ibu Guru   : “ Siapa namamu?? Sedang apa kamu disini??!”
Marni       : “ Mmm.. saya.. saya Marni Bu, Saya cuma mau melihat mereka belajar Bu..”
Ibu Guru  : “ Kalau kamu mau belajar, seharusnya kamu sekolah, bukannya berdiri di depan
          sini, dimana sekolahmu??”
Marni hanya menggeleng lalu menunduk..
Ibu Guru  : “ Sebaiknya kamu pergi, karena kamu bisa mengganggu konsentrasi belajar anak
          anak di kelas ini”
Marni       : “ Maaf Bu, Saya sama sekali tidak bermaksud mengganggu teman-teman belajar”
 Ratih      : (Menghampiri Bu Guru) “ Ibu biarkan saja Dia melihat kita belajar, selama ini dia
       selalu melihat kita belajar dan tidak pernah mengganggu.”
Dinda      : “ Iya Bu, mungkin dia hanya ingin menjawab soal dari Ibu, dan lagi pula
         jawabannya benar.”
Ibu Guru  : “ Tidak bisa, sekolah ini punya peraturan, dan orang yang tidak berkepentingan
         dilarang masuk, selain itu dia bisa mengganggu konsentrasi belajar kalian.”
Ibu Guru  : “ Sebaiknya kamu pergi sekarang.”
Marni        : “ Baik Bu, permisi.” (Marni pun pergi dengan sedih)

Dirumah……….
Nenek sedang berbaring di kasur ketika Marni baru saja pulang dari sekolah dengan wajah lesu, Nenek yang melihat hal itu langsung menghampiri Marni.
Nenek  : “ Ada apa Nak, kenapa wajahmu terlihat lesu begitu??”
Marni   : “ Ga ada apa-apa Nek.”
Nenek  : “ Cerita saja pada Nenek, mungkin nenek bisa membantumu.”
(Marni diam sebentar lalu menatap Nenek)
Marni   : “ Marni ingin sekolah Nek, seperti temen-temen Marni yang lain”
Nenek hanya memandang sedih. Nenek tahu Marni mempunyai keinginan yang kuat untuk bersekolah, Tapia pa daya biaya pun tak ada. ( Nenek memeluk Marni)
Nenek  : “ Sabar ya Nak, nanti kalau nenek ada uang pasti Nenek daftarkan, kamu jangan
     bersedih seperti itu, kamu harus tetap semangat.” ( Nenek melepaskan pelukan dan
     memegang Wajah Marni)
Marni   : (Tersenyum) “ iya Nek aku juga akan berusaha mengumpulkan uang.”
Di depan rumah marni sedang membaca buku, Tiba-tiba saja teman-teman Marni datang…
Teman2: “  Assalamu’alaikum..”
Marni   : “ Wa’alaikumsalam.., eh teman-teman, ayo silahkan masuk.”
Dinda  : “ Kamu sedang apa??”
Marni   : “ Aku lagi baca buku aja.”
Dinda  : “ Coba aku lihat!, wah.. kamu rajin membaca ya, pantas saja kamu bisa menjawab
     soal matematika tadi”
Ratih   : “ Iya, padahal soal tadi cukup sulit loh buat kami”
Marni   : “ Ah.. itu hanya kebetulan saja.. pasti kalian lebih bisa menjawabnya dari pada aku”
Dinda  : “ Oh ya Marni kenapa kamu tidakmendaftar untuk sekolah saja, aku rasa kamu anak
     yang pintar, sayangkan kalau tidak kamu dalami lagi..”
Ratih   : “ iya, siapa tau saja kamu nanti bisa jadi dokter, iyakan Din”
Dinda  : ‘ h-em”
Marni   : “ aku sih ingin sekali bisa sekolah seperti kalian, tapi Nenekku tidak punya biaya
     untuk itu, lagi pula kasihan Nenekku jika aku tetap memaksa untuk sekolah,
     karena Nenekku sakit-sakitan dan sudah tidak bisa berdagang seperti dulu.”
Ratih   : “ Tapi kamu benar-benar ingin sekolahkan?!”
Marni   :” iya ingin sekali, aku ingion bisa belajar bersama teman-teman di sekolah.”
Dinda  : “ Eh, ngomong-ngomong udah sore nih, Ratih ayo kita pulang.”
Ratih   : “ Iya, Marni, kami pulang dulu ya..”
Marni   : “ iya.. terima kasih ya sudah mau main kesini..”
Dinda & Ratih : “ iya sama-sama… Assalamu’alaikum..”
Marni   : “ Wa’alaikumsalam”

Di Sekolah….
Sudah seminggu Marni tidak pernah datang lagi ke sekolah..
Dinda  : “ Ratih.. kasihan ya si Marni dia ga’ bisa sekolah seperti kita.”
Ratih   : “ iya.. makanya kita harus bersyukur karena masih bisa bersekolah.’
Dinda  : “ Hmm.. kira-kira kita bisa gay a membantu supaya Marni bisa sekolah…”
Ratih   : “ Gimana caranya??? Kita ini Cuma anak kecil uang aja ga punya..”
Dinda  : “ Ya ga harus pakai uanglah.. mungkin ada cara lain…”
Ratih   : “ apa coba??!”
Dinda  : “ ehmm… apa ya????”
Ratih   : “ tau”
Dinda  : “ eh.. bantu mikir dong..”
Ratih   : “ iya, ini juga lagi mikir, ehm… gimana kalaau kita maintain sumbangan keliling
     kampung???”
Dinda  : “ bisa sih… tapi pasti lama kumpulnya.. lagian cape juga kalau harus keliling
     kampung, kita kan harus sekolah, belajar & bantu orang tua… ga ada waktunya..”
    (mereka berdua mikir lagi)
Dinda  : “ Nah!!”
Ratih   : “ apaan sih bikin kaget aja!”
Dinda  : “ Gimana kalau kita minta bantuan sama Kepala sekolah, Marni kan pintar kali aja
     dia bisa dapat beasiawa.’
Ratih   : “ iya juga ya… Tapi bagaimana caranya???, aku takut kalaau ngomong langsung..”
Dinda  : “ Hmm.. gimana kalau kita bikin surat aja, kaya di film surat untuk presiden gitu…,
    Nanti kita minta anak-anak satu kelas untuk mendukung kita, gimana???!”
Ratih   : “ Emang bisa kaya gitu??”
Dinda  : “ Ya kita coba dulu lah…, gimana setuju??!”
Ratih   : oke deh..”
Mereka pun membuat surat dan meminta tanda tangan dari teman-teman sekelas..”

Keesokan harinya di sekolah.. Ruang Guru…
Ratih & Dinda menemui Kepala Sekolah…
Ratih & Dinda            : “ Assalamu’alaikum..”
Kepsek                        : “ Wa’alaikumsalam.. masuk..’
(Mereka berduapun masuk)
Kepsek: “ Oh..Ratih & Dinda, ada perlu apa??!”
Ratih   : “ Emm.. begini Pak, kami ingin memberikan ini..” ( sambil memberikan amplop)
Kepsek            : “ Apa ini??!” (bingung)
Dinda  : “ Ini… nanti bapak baca saja, kami pergi dulu, Assalamu’alaikum”
Kepsek            : “ Wa’alaikumsalam.” (Sambil melihat amplop surat, kepsek geleng2 kepala) ada-ada
     saja anak-anak zaman sekarang!”
Kepsek pun membuka suratnya dan membacanya. Kepsek agak kaget dengan isi surat itu kebetulan ada seorang guru yang melihatnya
Guru    : Ada apa pak?
Kepsek: “ Coba kamu liat”
Guru    : “ Siapa yang memberikan ini”
Kepsek: Annak kelas 3, Memangnya ada anak luar yang sering dating kesini”
Guru    : Iya pa’ ada, dia sering berdiri di depan kelasnya Bu Wanti
Kepsek : Oh….ya sudah

Esok harinya……….
Kepsek : “Bu wanti tolong nanti Ratih & Dinda suruh mereka keruanngan saya
Bu wanti : ehm………………..
Pulang sekolah, ratih dan dinda mendatangi ruangan kepala sekolah……
Kepsek : “ siapa yang menyuruh kalian menulis surat ini” ?
Dinda : “ .itu inisiatif kami sendiri pak !
Lalu terjadilah dialog diantara mereka, Ratih & Dinda menceritakan keprihatinannya atas nasib Marni yang tidak bisa sekolah, padahal Marni itu anak yang cerdas, mereka juga menceritakan kehidupan Marni yang berjualan kue di pasar setiap hari.
Kepsek            : “ baiklah, kalian tau rumah Marni?”
Ratih & Dinda : “ tau Pak.”
Kepsek            : “ Ya sudah, sekarang kita kesana.”

Di Rumah Marni…
Nenek sedang mengajari Marni pelajaran sejarah di depan rumah…
Nenek  : “ kapan hari kemerdekaan Indonesia??”
Marni   : “ 17 Agustus 1945 Nek”
Nenek  : “ iya betul”
Kepsek, Ratih & dinda : “ Assalamu’alaikum..”
Nenek & Marni             : “ Wa’alaikumsalam..,Mari silahkan duduk …
Mereka pun duduk..
Nenek  : “ Maaf, ada perlu apa ya?”
Kepsek            : “ apa benarini rumahnya Marni?”
Nenek  :” Iya benar, ini cucu saya..( sambil memegang bahu Marni), ada apa ya pak??”
Kepsek            : “ oh.. ini Marni, Kamu yang sering datang ke sekolah setiap pagi??”
Marni   : “ eee… I.. Iya pak..”(takut2)
Nenek  : “ Emangnya ada apa ya pak?, apa dia suka mengganggu di sekolah??!”
Kepsek            : “ Oh tidak Bu.., saya datang kesini atas usulan anak-anak kelas 3, khususnya Ratih
     dan Dinda, mereka bilang bahwa salah satu teman mereka anaknya pintar, tapi
     tidak bisa sekolah karena terbentur biaya, maka dari itu saya bersama mereka
     datang kesini, apa benar marni ingin sekali bersekolah?”
Nenek  : “ Iya Pak, cucu saya ini memang ingin sekali bersekolah, Cuma mau bagaimana lagi,
     kehidupan kami hanya sperti ini, saya tidak sanggup lagi kalau harus bekerja keras,
     sedangkan orang tua Marni sudah tiada.”
Kepsek            : (bertanya kepada Marni) “ Kamu benar-benar ingin sekolah?”
Marni   : “ Iya Pak, Ingin sekali, Saya ingin belajar bersama teman-teman.”
Kepsek            : “ Baiklah, besok datang kesekolah. Nanti sore akan bapak kirimkan baju seragam
     dan peralatan sekolah.”
Nenek  : “ Tapi Pak, kami tidak mempunyai biaya.”
Kepsek            : “ Seluruh biaya sekolahnya akan saya tanggung.”
Marni   : “ Tapi pak, kalau saya sekolah tidak ada yang membantu nenek berjualan.”
Kepsek            : “ kalau begitu kamu berjualan di kantin sekolah saja, jadi kamu bisa belajar dan
     membantu nenekmu.”
Marni   : “ Benar Pak??”
Kepsek            : “ iya..”
Nenek  : “ Terima kasih banyak Pak atas bantuannya, saya sangat senang akhirnya Marni bisa
     sekolah juga”
Marni   : “ Iya apk terima kasih banyak, saya pasti akan belajar dengan rajin”

Keesokan harinya…
Ratih & Dinda : “ Marni… Marni.. Ayo kita sekolah..”
Marni   : “ iya… Nek aku berangkat sekolah dulu ya nek..” (menyalami tangan Nenek & membawa dagangan)
Marni keluar Rumah dengan senyum yang lebar.. Ratih dan Dinda menunggu diluar dengan setia..
Marni   : “ Ratih, Dinda terima kasih ya atas bantuan kalian, akhirnya aku bisa sekolah juga”
Ratih & Dinda : “ Iya sama-sama..”
Ratih   : “ kami juga senang kalau kamu bisa sekolah”
Dinda  : “ Eh udah yuk cepet nanti kita terlambat!”
Marni   : “ iya ayo….”
Merekapun berangkat menuju sekolah dengan riangnya….

~ TAMAT ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar