MAKALAH TAFSIR SURAH AL-MAIDAH AYAT 67 TENTANG METODE PENGAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian yang Islami. Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Disamping itu pendidikan bertujuan agar terwujudnya manusia sebagai hamba Alloh. Menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan manusia yang menghambakan diri kepada Alloh.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Alloh. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan Islam, agar materi pendidikan Islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam Al-Qur’an dan Hadits dapat ditemukan berbagai metode pendidikan yang sangat menyentuh perasaan,mendidik jiwa, dan membangkitkan semangat, juga mampu menggugah puluhan ribu Muslimin untuk membuka hati umat manusia menerima tuntunan Alloh. Dalam hal ini, salah satunya metode dakwah yang merupakan metode pendidikan yang berfungsi untuk mengajak dan membawa uamtnya ke jalan Alloh dan untuk mendapat keridhoan-Nya.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Pengajaran
Metode berasal dari bahasa Latin “Meta” yang berarti melalui dan “Hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Kata “Metode” disini diartikan secara luas, karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud disini mencakup juga metode mengajar.
Dalam literatur Ilmu Pendidikan, khususnya Ilmu Pengajaran dapat ditemukan banyak metode mengajar. Adapun metode mendidik selain dengan cara mengajar tidak terlalu banyak dibahas oleh para ahli. Sebabnya, mungkin metode mengajar lebih jelas, lebih tegas, obyektif bahkan universal, sedangkan metode mendidik selain mengajar lebih subyektif, kurang jelas, kurang tegas lebih bersifat seni dari pada sebagai sains. Metode itu banyak sekali dan akan bertambah terus sejalan dengan kemajuan perkembangan teor-teori pengajaran. Tak dapat dibayangkan akan sejauhmana perkembangan metode-metode tersebut. Metode-metode mengajar ini disebut metode umum.
Disebut metode umum karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Biasanya studi tentang metode mengajar umum disebut dengan menggunakan istilah metode pengajaran. Disamping itu, ada pula metode pendidikan Islam adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim, karena pendidikan Islam merupakan bimbingan secara sadar dari pendidik (orang dewasa) kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya berdasarkan norma-norma yang Islami agar berbentuk kepribadiannya menjadi kepribadian muslim.


B.     Surah Al-Maidah Ayat 67
Diantara ayat-ayat mengenai metode pengajaran yang kami bahas adalah sebagai berikut :

يا أيها الرسول بلغ ما أنزل اليك من ربك وان لم تفعل فما بلغت رسالته والله يعصمك من الناس ان الله لا يهدى القوم الكفرين
Artinya :
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

1.      Asbabun Nuzul :
Pada awalnya Nabi merasa takut untuk menyampaikan risalah kenabian. Namun karena ada dukungan langsung dari Alloh maka keberanian itu muncul. Dukungan dari Alloh sebagai pihak pemberi wewenang menimbulkan semangat dan etos dakwah nabi dalam menyampaikan risalah. Nabi tidak sendirian, di belakangnya ada semangat “Agung”, ada pemberi motivasi yang sempurna yaitu Alloh SWT. Begitu pun dalam proses pembelajaran harus ada keberanian, tidak ragu-ragu dalam menyampaikan materi. Sebab penyampaian materi sebagai pewarisan nilai merupakan amanat agung yang harus diberikan. Bukankah nabi berpesan ; “yang hadir hendaknya menyampaikan kepada yang tidak hadir” . Sehingga Allah berfirman sebagai penegasan dukungan keselamatan :
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ = Alloh memelihara kamu dari (gangguan) manusia
Imam AL-Qurtubi memperjelas dalam konteks kerisalahan nabi sebagai rasul. Beliau mengungkapkan sebab rasul tidak berani menyampaikan risalah kenabian secara terang-terangan. Beliau menulis dalam tafsirnya :

قيل: معناه أظهر التبليغ; لأنه كان في أول الإسلام يخفيه خوفا من المشركين, ثم أمر بإظهاره في هذه الآية, وأعلمه الله أنه يعصمه من الناس
Arti “baligh” menurut Imam Al-Qurtubi lebih menampakan pada proses penyampaian amanah kapada masyarakat. Karena di awal penyebaran agama Islam nabi khawatir kepada orang-orang musyrik Makkah. Kemudian Alloh memerintahkan untuk menampakan kerisalahan tersebut dengan diturunkannya ayat ini. Dan Alloh memberitahu kepada nabi bahwa Alloh akan menjaga keselamatannya. Bahkan bila nabi tidak menyampaikan ayat, menyembunyikan risalah dan amanat tersebut maka nabi dikatakan sebagai orang yang “kadzab”, berdusta.
Kata “Baligh” dalam bahasa Arab atinya sampai, mengenai sasaran, atau mencapai tujuan. Bila dikaitkan dengan qawl (ucapan), kata balig berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Karena itu prinsip qaulan balighan dapat diterjemahkan sebgai prinsip komunikasi yang effektif. Komunikasi yang efektif dan efisien dapat diperoleh bila memperhatikan pertama, bila dalam pembelajaran menyesuaikan pembicaranya dengan sifat khalayak. Istilah Al-Quran “fii anfusihiim”, artinya penyampaian dengan “bahasa” masyarakat setempat. Hal yang kedua agar komunikasi dalam proses pembelajaran dapat diterima peserta didik manakala komunikator menyentuh otak atau akal juga hatinya sekaligus. Tidak jarang di sela khotbahnya nabi berhenti untuk bertanya atau memberi kesempatan yang hadir untuk bertanya, terjadilah dialog. Khutbah nabi pendek tetapi padat penuh makna sehingga menyentuh dalam setiap sanubari pendengarnya.
Menurut beberapa hadis yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi SAW, seperti Ibnu Abbas, Abu Said Al-Khudri, Al-Barra’ bin Azib, Abu Hurairah, dan lainnya, ayat ini turun setelah haji Wada’ di Ghadir Khum sehubungan dengan perintah memproklarnirkan kepemimpinan (wilayah) Ali bin Abi Thalib a.s.

2.      Tafsiran :
 (Hai Rasul, sampaikanlah) semua-
(yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) dan janganlah kamu menyembunyikan sesuatupun dari pada-Nya karena takut akan mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan -                               (Dan jika tidak kamu lakukkan) tidak kamu sampaikan semua yang diturunkan kepadamu itu-                                           (berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya). “Risalah” dengan tunggal atau jamak, karena menyembunyikan sebagian berarti menyembunyikan semuanya-                                     (Dan Alloh memelihara kamu dari manusia) agar tidak sampai membunuhmu. Pada mulanya Rasulullah SAW itu dikawal sampai turun ayat ini, lalu sabdanya: “Pergilah karena sesungguhnya Alloh Memeliharaku!” Riwayat Hakim.                                                                   (sesungguhnya Alloh tidak memberikan bimbingan kepada kaum yang kafir).

3.      Penjelasan :
Nabi Muhammad adalah teladan di dalam alam nyata. Mereka memperhatikan beliau, sedangkan beliau adalah manusia seperti mereka lalu melihat bahwa sifat-sifat dan daya-daya itu menampakan diri di dalam diri beliau. Mereka menyaksikan hal itu secara nyata di dalam diri seorang manusia. Oleh karena itu hati mereka tergerak dan perasaan mereka tersentuh. Mereka ingin mencontoh rasul, masing-masing sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan kesanggupannya meningkat lebih tinggi. Semangat mereka tidak mengendur, perhatian mereka tidak dipalingkan, serta tidak membiarkannya menjadi impian kosong yang terlalu muluk, karena mereka melihatnya dengan nyata hidup di alam nyata, dan menyaksikan sendiri kepribadian itu secara konkrit bukan omong kosong di alam khayal.
Oleh karena itu rasululloh s.a.w merupakan teladan terbesar buat umat manusia, beliau adalah seorang pendidik seorang yang memberi petunjuk kepada manusia dengan tingkah lakunya sendiri terlebih dahulu sebelum dengan kata-kata yang baik, dalam hal ini al-quran dan hadits menyebutkannya.
Melalui beliau allah membina manusia yang dikatakan allah s.w.t :

كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله

Artinya :
Kami adalah umat terbaik yang dipersembahkan buat manusia, mengajak manusia berbuat baik dan mencegah mereka berbuat tidak baik serta beriman kepada Allah (QS Al-Imran : 110)

Teladan itu akan tetap lestari selama langit dan bumi ini lestari, kepribadian Rosululloh s.a.w sesungguhnya bukanlah hanya teladan buat suatu masa, satu generasi satu bangsa, satu golongan atau satu lingkungan tertentu. Ia merupakan teladan universal buat seluruh manusia dan seluruh generasi.
Beliau diutus buat seluruh makhluk dan seluruh manusia kapan pun ia lahir, buat seluruh generasi dan buat seluruh tempat. Teladan yang abadi, yang tidak akan habis-habis berkurang atau rusak.
Pantaslah orang-orang yang bertemu dengan Rosululloh dan melihat langsung pribadinya yang mulia itu, telah mengisi penuh roh, hati, otak, peraaan, dan tubuh mereka. Dan melihat pribadinya yang mulia itu sungguh merupakan terjemahan konkrit dari Al-Qur’an. Oleh karena itu mereka mengimani agama yang secara nyata mereka lihat terwujud secara konkrit itu.
Semuanya itu sudah merupakan ketetapan Allah, dan ketetapannya itu sudah terealisasi dengan diturunkanya Al-Qur’an. Islam berpendapat, sebagaimana telah kita singgung didalam permulaan pasal ini, bahwa suri tauladan adalah tehnik pendidikan yang paling baik, dan seorang anak harus memperoleh teladan dari keluarga dan orang tuanya agar ia semenjak kecil sudah menerima norma-norma Islam dan berjalan berdasarkan konsepsi yang tinggi itu.
Dengan demikian Islam mendasarkan metodologi pendidikannya kepada sesuatu yang akan mengendalikan jalan kehidupan dalam masyarakat. Maka bila suatu masyarakat Islam terbentuk, masyarakat itu akan mengisi anak-anaknya dengan norma-norma Islam melalui suri tauladan yang diterapkan dalam masyarakat dan terlaksana didalam keluarga dan oleh orang tua.



BAB III
KESIMPULAN

1.      Rasululloh s.a.w merupakan teladan terbesar buat umat manusia, beliau adalah seorang pendidik seorang yang memberi petunjuk kepada manusia dengan tingkah lakunya sendiri terlebih dahulu sebelum dengan kata-kata yang baik, dalam hal ini al-quran dan hadits menyebutkannya.
2.     Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3.     Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara/mengajar gurunya.
4.     Jangan takut untuk menyampaikan sesuatu yang benar dan dalam menyampailan ilmu, tetapi hal itu harus sesuai dengan ilmunya tidak boleh di lebihkan ataupun ditambahkan.















DAFTAR PUSTAKA

  1. Quraish Shihab,M. 2006. Tafsir Al-Misbah. Lentera Hati: Jakarta
  2. Ahmad Tafsir, DR. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. 1994.
  3. Imam jalaluddin Al-Mahalliy, Imam Jalaluddin As-Suyuthi. 1990. Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul. Sinar Baru: Bandung


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

3 Response to "MAKALAH TAFSIR SURAH AL-MAIDAH AYAT 67 TENTANG METODE PENGAJARAN"

  1. سيغيت هداية says:
    21 September 2013 pukul 03.48

    Tks atas tulian2 x,, ,, , klo ad waktu silahkan berkunjung di bog kmi www.1d-newbie.blogspot.com

    alam knal, , ,

  2. zha chii cweety says:
    5 Oktober 2013 pukul 03.50

    sama2,,
    thanks jg udah mampir,, ^_^

    lam kenal juga,,
    aq udah liat blog mu,,
    udah banyak juga yg di post,, ^_^

  3. Unknown says:
    6 Maret 2017 pukul 22.57

    TERIMAKASIH UKHTI

Posting Komentar